Ahad, April 27, 2008

Rehat di Janda Baik dan pesta buku alternatif yang akan datang di Central Market, Kuala Lumpur... Berjumpa kita di sana nanti, Insyaallah?


Sebuah gambar lama sekitar Kampung Janda Baik, daripada artikel bertajuk Janda baik tempat rehatku yang dibuat Julai tahun lepas...


Lagi satu gambar lama diambil di kawasan Annexe Central Market, Kuala Lumpur. Daripada artikel Central Market pula jadi port terbaru "Berpetualang ke Aceh" yang dibuat Mei 2007...


Assalamualaikum semua... Setelah hampir setengah tahun tidak ke Kampung Janda Baik, Pahang, tengahari tadi timbul rasa kuat untuk melangkah ke sana. Sepatutnya saya sudah ke tempat ini lagi sekitar 2 minggu lalu, ketika dalam hari-hari terakhir perjalanan terbaru ke Pantai Timur yang baru selesai sekitar itu. Tetapi hasrat untuk ke sana pula harus ditunda ke suatu waktu yang belum tentu bila...

Selalunya apabila sudah sampai ke Raub dalam mana-mana perjalanan kemudian mahu kembali ke Kuala Lumpur, saya akan singgah dan bermalam sekurang-kurangnya satu malam di kampung indah yang terletak di kawasan pergunungan Banjaran Titiwangsa ini... Saya berada di Raub setelah meninggalkan negeri Kelantan sekitar 3 minggu lalu tetapi sebaliknya saya mendapat isyarat supaya terus sahaja menuju ke KL... Berehat sebentar di Kajang kemudian pergi menghadiri Pesta Buku Antarabangsa Kuala Lumpur di bangunan PWTC yang tamat hujung minggu itu.

Apapun, saya tetap perlu pergi ke Janda Baik dalam masa terdekat lalu setelah 2 minggu berlegar-legar di sekitar KL dan Kajang, baru siang tadi saya tergerak untuk melangkah lagi ke kampung itu. Sebaik sahaja siap mengemas barang di rumah ibu saudara di Ampang tadi, saya pun bergegas untuk keluar, ternampak pula longgokan surat-suratkhabar hari Ahad... Tergerak untuk membacanya sebelum pergi.

Dalam pada itu, terlihat sebuah artikel di akhbar di Star dengan tajuk Where books are the celebrities. Rupa-rupanya akan ada satu pameran buku baru akan diadakan hujung minggu ini, satu pameran buku-buku alternatif yang akan menampilkan bahan-bahan bacaan yang dikira di luar bahan bacaan biasa atau bukan bahan bacaan popular... Atau bahan bukan mainstream, bukan menurut arus perdana biasa iaitu bahan-bahan bacaan seperti novel-novel cinta serta buku-buku motivasi ingin menjadi kaya yang membanjiri pasaran buku tanah-air kini...

Biar saya copy n paste sedikit kata-kata dalam artikel ini yang diambil daripada edisi Internet akhbar The Star ya... Maaf. Tulisannya dalam bahasa Inggeris. Ah... Saya copy semua aje le... Ini dia...

ON KLAB’s (KL Alternative Bookfest) events page at social networking site Facebook, the description of the event says: “Oh you ain’t gonna find swashbucklers here or how to become rich in 200 pages. You’re not going to even get a VVIP launching his coffee table book. We’re literary snoots, we like to believe, but we’re edgy, cool and a lot more fun than a titled personality.”

KLAB, the organisers go on to say, is “where book lovers, hipsters, politicos, film-makers, anyone who’s anyone who love books which feed the mind and soul and champion causes, gather.”

Columnist, author and filmmaker Amir Muhammad is one of the people behind this event and got the bright idea for it following the successful launch of New Malaysian Essays 1, published by his independent imprint, Matahari.

Local publishers Gerakbudaya and SIRD also hawked their books at the launch.

“We all sold many books,” Amir said in an email from Buenos Aires where he was attending the 10th Buenos Aires International Festival of Independent Films.

“I called up Zulhabri (from Gerakbudaya) and we both agreed it would be fun to have a longer event devoted mainly to local books by small publishers.”

It is hoped that KLAB will raise the profile of local publishers and authors, and to introduce readers to something other than the usual fare they find in mainstream bookstores, book fairs and warehouse sales.

Commenting on the recent KL International Book Fair held at Putra World Trade Centre, Amir said, “When compared to similar-sized events in countries like Bangladesh and Indonesia, our reading tastes do appear to be a little restrictive, no? So many text books, religious instruction manuals and romance novels. KLAB, on the other hand, has the launch of a photobook on the Bersih rally, so there!”

Other books that will be launched at KLAB are Hishamuddin Rais’ new book Keganasan, Penipuan & Internet: Hegemoni Media Daulah Pecah; a compilation of plays from Kakiseni’s Playwriting competition; Religion Under Siege: Lina Joy, the Islamic State and Freedom of Faith; and Aweks KL, a collection of new writing in Malay.

And speaking of edgy, there will also be a forum on Malay Politics Affecting Malaysian Elections, with panellists Liew Chin Tong (MP for Bukit Bendera) and Wong Chin Huat from the Writers Alliance For Media Independence (Wami) and the Coalition for Clean and Fair Elections (Bersih).

The organisers hope that KLAB will be yearly event.

“It should take place less than a month after the KL International Book Fair. We had no trouble filling up 20 booths for this first one, so we hope for the best,” said Amir.

Although most of the booksellers at KLAB are local publishers, the Project Connect booth will be offering readers a selection of non-Malaysian second-hand books of all genres, from classics to popular and literary fiction, children’s books and non-fiction titles.

As PC is selling books to raise money to fund its ongoing arts projects with marginalised communities, the organisers decided to waive the Malaysian books and Malaysian publishers rule.

KLAB will also feature Book Giveaway, a booth where readers can donate their books in exchange for some new titles.

Asked to describe his dream scenario for KLAB, Amir said “We would like to take it to several other cities/towns in Malaysia, so the acronym can keep changing: from PAB (Penang) to SHAB (Shah Alam) to KBAB (Kota Baru).

“This will require some logistical capability that we don’t have at the moment, but it will be nice if the festival can travel, like a Mawi roadshow or something.”

KLAB is on from May 3-4, noon to 6pm, at The Annexe, Central Market, Jalan Hang Kasturi, Kuala Lumpur. For more information, e-mail Amir Muhammad (kancah2001@ yahoo.com), Zulhabri (zulhabri@gmail.com) or Dina Zaman (dinazaman@gmail.com).

Publishers at KLAB include Sisters in Islam, Silverfish Books, Kechara, Matahari, Gerakbudaya, Suara-Suara, SIRD, Tokobuku/Amnesty International and Sindiket Soljah. –

DAPHNE LEE




OK... Rasanya semua orang boleh faham bahawa pesta buku ini akan diadakan di bahagian Annexe, Central Market pada hari 3-4 Mei, Sabtu dan Ahad ini. Terus saya teringat seorang kawan baik saya, pelukis Iedet yang ada menyewa ruang di kawasan Annexe itu... Terus timbul rasa untuk turut serta dalam pameran ini tetapi tidak secara rasmi dan saya telah pun memberitahu Iedet tadi.

Maka itu di sini biar saya buat pengumuman... Kepada kawan-kawan juga para pembaca siri buku "Berpetualang ke Aceh" dan mereka yang mengekori tulisan-tulisan dalam blogspot-blogspot saya, sukacita dimaklumkan... Insyaallah saya akan berada di sekitar "warung" lukisan Iedet pada hari Sabtu dan Ahad ini... Rasanya sepanjang hari, paling tidak pun daripada selepas waktu Zuhur hingga ke petang. Maka itu, sesiapa sahaja yang ingin bertemu dengan saya atau sekadar mahu memeriahkan suasana, anda semua dijemput datang ke tempat ini... Untuk mendapat gambaran tepat di manakah tempatnya, sila rujuk cerita bergambar dalam artikel Central Market pula jadi port terbaru "Berpetualang ke Aceh" ya... Sekian! :]

p/s: Allah, nyaman sungguh suasana di Janda Baik, jauh lebih nyaman kali ini... Maghrib tadi saya tergerak untuk berjalan-jalan masuk ke kawasan rumah serta taman ayah angkat saya, penulis buku politik terkenal Syed Hussein Al-Attas @ S.H. Alattas @ Pak Habib.
Adapun dahulu saya pernah menetap lebih 3 tahun di sini... Tetapi sejak meninggalkan rumah itu awal tahun 2005, saya tidak pernah lagi tidur di situ, sekadar tidur di surau sebelah Sungai Chemperoh setiap kali bertandang ke Janda Baik...
Tak perlulah saya cerita panjang lebar kenapa jadi begini... Apapun, saya tetap memanggil Pak Habib sebagai Abah dan sesekali akan bertandang ke tempatnya... Bezanya, kali ini hilang segala rasa marah yang pernah saya ada terhadapnya atas beberapa perkara yang pernah berlaku dahulu. Untuk makluman, saya menulis posting terbaru ini dengan menumpang komputer serta talian Internet milik anaknya Syed Abdullah @ Beb Lah @ Uncle Seeker... Dia ada di sebelah sana sedang menyiapkan satu buku induk tentang hantu... Hehe! :]


1 ulasan:

  1. Assalaamualaikum Tuan, saya nak tahu sukar atau tidak nak masuk ke Makam Syarif Muhammad Al-Baghdadi..tu...saya nak ziarah...

    BalasPadam